Oleh: Tommy TRD
Jika ada suatu hal yang paling lambat dalam mengadopsi kemajuan dan perkembangan zaman, bisa jadi adalah birokrasi. Bukan tanpa sebab, namun mungkin akan tersedia cukup banyak alasan kenapa birokrasi masih seperti bajaj yang berbahan bakar bensin. Padahal sekelas bajaj pun sekarang sudah menggunakan bahan bakar gas.
Jika diurai satu per satu, beberapa diantara penyebab “kuno” nya demokrasi ini, sebagian besar para birokrat akan menjawab regulasi. Walaupun jawaban itu tidak salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Namun jika bertanya kepada orang yang menggeluti profesi non birokrasi, maka jawabannya ada pada SDM.
Mayoritas ASN yang ada saat ini (terutama PNS) adalah hasil orde baru. Bonus demografi yang dimiliki Indonesia sayangnya tidak berdampak maksimal kepada birokrasi dikarenakan beberapa periode moratorium penerimaan pegawai negeri. Mungkin ini adalah missing link penyesuaian birokrasi dengan era modern. Karena tidak cukup banyak pembaharu yang lahir di era millenial untuk bertindak sebagai agent of change birokrasi itu sendiri.
Alhasil birokrasi masih tetap seperti dulu, melibatkan banyak kertas dan stempel, hanya saja kali ini ditambah lagi dengan beberapa aplikasi untuk sekedar menunjukan sudah up to date. Walaupun apa yang diinput ke aplikasi online itu juga masih harus diprint. Entah penggunaan aplikasi ini menunjukan kecanggihan, atau malah sebaliknya. Silahkan anda jawab sendiri.